Kamis, 05 Mei 2011

N11

Negara Islam Indonesia


Negara Islam Indonesia (NII, N11 atau N Sebelas) sampai kapanpun tidak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia. Dahulu kala pada 7 Agustus 1949, Sekar Maridjan Kartosoewirjo (SMK) memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia di daerah Jawa Barat. Bak jamur di musim hujan, daerah-daerah yang dahulunya merupakan bekas Kesultanan Islam, segera saja bergabung dengan NII ini, sebut saja Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

Sejarah singkatnya adalah sebagai berikut: Hasil Agresi Militer I Belanda diadakanlah Perjanjian Renville yang hasilnya adalah Wilayah RI tidak lebih dari wilayah Jogjakarta saja. Seluruh Divisi Angkatan Darat Siliwangi diperintahkan oleh Pemerintah RI untuk Long March ke luar dari Jawa Barat sesuai hasil perjanjian. SMK menolak Long March, ia menolak Perjanjian Renville mentah-mentah. Dengan sekuat tenaga Dia dan beberapa ribu (2000 orang ?) pasukan Siliwangi yang setia kepadanya tetap di Jawa Barat dan menyatakan tetap perang dengan Belanda.
Jadi sampai tahun 1948 mungkin bisa dibilang SMK ini adalah seorang pejuang kemerdekaan RI yang gagah berani. Ketika yang lain mundur dari jawa Barat, Dia tetap berdiri tegak mempertahankan Indonesia.
Pada tahun akhir tahun 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer kedua, Jogjakarta diduduki dan Sokearno – Hatta ditahan Belanda. RI dapat dikatakan sudah tidak ada lagi di Jogjakarta. Pada Agustus 1949, SMK memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (ingat RI saat itu sudah tidak ada, kan presidennya ditahan).
Dalam beberapa kali perang dengan NII, gosipnya, Belanda kewalahan, malah ada komandan tingginya yang mati tertembak NII. Melihat gelagat NII makin kuat (mendapat dukungan dari Libya dan Arab Saudi ?), Amerika Serikat menekan Belanda agar segera membebaskan Soekarno Hatta dan mengembalikan kedaulatan Republik Indonesia pada 27 Desember 1949.
Akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia karena tekanan keras dari Amerika Serikat. Sumber Wikipedia
Setelah kembali jadi Presiden, Soekarno meminta SMK untuk membatalkan prokalamasi NII karena Republik Indonesia (Serikat) sudah ada lagi nih …. kira-kira begitu.
Indonesia setuju bayar biaya perang ke Belanda dan sebagai hadiah Belanda mengakui kembali Indonesia pada 27 Desember 1949 namun dalam bentuk Republik Indonesis Serikat. Hal senada menurut Revrison, untuk mengakui kedaulatan Republik Indonesia, pemerintah Belanda mengajukan beberapa persyaratan. Salah satunya, Indonesia harus mau mewarisi utang-utang yang dibuat Hindia Belanda, sebesar 4 miliar dolar AS. Indonesia yang saat itu diwakili Mochamad Hatta, menyetujui syarat tersebut.
Tentunya SMK menolaknya dengan alasan pada saat Prokalamasi NII, tidak ada yang namanya wilayah RI sebagai akibat Agresi Militer Kedua Belanda. “Lagi pula negara macam mana sih merdeka tapi pakai bayar-bayar utang Hindia Belanda segala! Demi rakyat apa demi apa neh? Jadi NII adalah Sah secara Hukum (DE JURE)” begitu MUNGKIN kira-kira bantahan SMK.
Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa Soekarno (Nasionalis) adalah teman lama dari Sekar Maridjan Kartosoerwijo (NII) dan Semaun (PKI). Ketiganya pernah menjadi anggota Organisasi yang sama “Sarekat Islam” pimpinan Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Saya kurang tahu apakah ketiganya pernah diskusi atau ngopi bareng?
Maka di Jawa Barat terjadilah perang NII (DI/TII) vs RI (Siliwangi) dari tahun 1949. Terjadilah “head to head” RI vs NII sampai di luar batas nilai kemanusiaan yang wajar. Segala cara dipergunakan. “ini kan perang maka” segala cara” sah untuk dipakai. Operasi pagar betis yang kontroversial pun digelar. Namun rupanya Dewi Fortuna berpihak pada RI, pada tahun 1962 SMK pun berhasil ditangkap. Hasil keputusan pengadilan, SMK diputuskan dihukum mati entah dimana.
NII wilayah Kalimantan dan Sulawesi pun berhasil ditaklukan. Hanya Aceh yang tetap tidak mau menyerah. Menteri Luar Negeri NII Hasan Tiro tidak lagi memperjuangkan NII, ia memproklamasikan berdirinya Aceh Merdeka. Selama berpuluh tahun, Aceh menderita karena operasi militer RI. Namun Hasan Tiro tetap tidak berhasil ditangkap.
Akhirnya berkat kehebatan Jusuf Kala, Hasan Tiro berhasil dirayu untuk melupakan Aceh Merdeka pada 2005 (?). Sejuta iming-iming tentunya dijanjikan kepada Rakyat Aceh. Hasan Tiro pun melunak.
Lain Hasan Tiro lain NII Jawa Barat. Setelah SMK dihukum mati, maka NII bawah tanah dipimpin oleh anak SMK. Berkat tipu muslihat Orde Baru, NII bawah tanah pimpinan anak SMK berhasil dihancurleburkan. Namun NII tidak hancur, 9 wilayah (setingkat propinsi) NII masing-masing berdiri sendiri. Gosip yang beredar dari 9 wilayah ini pun terpecah menjadi gerakan sendiri-sendiri yang tidak berkaitan dengan yang lain. Salah satu sempalan NII yang ikut perang Afghanistan jaman Uni Soviet dulu dicurigai merupakan salah satu teroris/pengebom yang pernah beraksi di bom JW Marriot I di Indonesia.
Apakah 9 wilayah NII ini meniru 9 wilayah Walisongo? Sebuah kebetulankah? ataukah NII ini penerus Negara Islam Demak (Walisongo)? Saya belum menemukan tulisan/karya ilmiah mengenai hal ini.
Dari 9 wilayah ini, saat ini yang paling terkenal adalah KW IX, yang menurut informasi dalam buku Al Chaidar mendirikan pesantren super megah namun misterius, Mahad Al Zaytun. Gosip yang beredar Keluarga SMK “berseberangan” dengan Mahad Al Zaytun ini.
Sedikit tentang kiprah MAZ-NII dalam politik/pemilu: Ketika pemilu tahun 2004, Mahad Al Zaytun mendukung partai PKPB (Tutut & R.Hartono), baca di sini. Nah pemilu 2009 lalu, dari pemberitaan di MetroTV (Kalau tidak salah), salah satu partai yaitu Republika Nusantara ada kaitan dengan Mahad Alzaytun KW 9.